Hidup di Perbatasan: Ruang Tamu di Indonesia, Dapur di Malaysia -->

Advertisement

Hidup di Perbatasan: Ruang Tamu di Indonesia, Dapur di Malaysia

Eureka
April 14, 2016

Nunukan - Bagaimana rasanya jika rumah yang kita tempati berada di antara dua negara? Inilah yang dialami keluarga Mappangara (50)  dan Hasidah (42) . Ruang tamunya berada di Indonesia, namun dapurnya berada di wilayah Malaysia.

Rumah Mappangara tergolong biasa. Rumah panggung khas suku Bugis, yang didominasi oleh kayu dan seng.  Namun yang membuat rumah ini istimewa karena letaknya persis di garis patok III  Desa Aji Kuning, Pulau Sebatik, Nunukan, Kaltim, yang persis berada di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Karena berada di garis batas, wilayah rumahnya pun 'terbelah'. Di ruang tamunya, yang berukuran sekitar 3x4 meter masuk wilayah Indonesia, sedangkan dapurnya yang berukuran 2x3 telah masuk wilayah Malaysia. Pulau Sebatik satu-satunya pulau di perbatasan yang terbagi dua, Sebatik Induk milik Indonesia dan Sebatik Barat milik Malaysia.

Hal ini tentu menimbulkan keunikan tersendiri, tiap mau masak dan mandi, Mappangara dan istrinya harus pergi ke luar negeri karena dapur dan kamar mandi mereka letaknya masuk wilayah malaysia.
Dengan demikian, tiap hari pula mereka bolak-balik ke luar negeri.

Rumah Mappangara ini adalah satu-satunya rumah yang persis di tengah perbatasan, karena letak ruang tamunya yang menjorok dan tak selurus dengan rumah-rumah tetangganya.  Rumah-rumah yang ada di samping rumah Mappangara keseluruhan telah masuk wilayah Malaysia.

"Meski rumah saya di perbatasan, saya adalah warga Indonesia, karena asal saya memang Indonesia. Tetangga-tetangga saya juga begitu, kami orang Indonesia," terangnya.

Mappangara mempunyai KTP Indonesia, dan tidak mempunyai KTP Malaysia. Di rumah-rumah warga yang ada di perbatasan, di pintunya ditempel stiker merah putih berukuran kecil.

Kebanyakan warga di Desa Aji Kuning adalah warga keturunan perantau Bugis. Demikian pula dengan Mappangara, ia dan seluruh keluarganya adalah keturunan Bugis yang telah mendiami wilayah itu puluhan tahun. [dtk/idn]